Jumat, 03 September 2010

Prambanan, Candi Hindu Tercantik di Dunia

Candi Prambanan adalah bangunan luar biasa cantik yang dibangun di abad ke-10 pada masa pemerintahan dua raja, Rakai Pikatan dan Rakai Balitung. Menjulang setinggi 47 meter (5 meter lebih tinggi dari Candi Borobudur), berdirinya candi ini telah memenuhi keinginan pembuatnya, menunjukkan kejayaan Hindu di tanah Jawa. Candi ini terletak 17 kilometer dari pusat kota Yogyakarta, di tengah area yang kini dibangun taman indah.

Ada sebuah legenda yang selalu diceritakan masyarakat Jawa tentang candi ini. Alkisah, lelaki bernama Bandung Bondowoso mencintai Roro Jonggrang. Karena tak mencintai, Jonggrang meminta Bondowoso membuat candi dengan 1000 arca dalam semalam. Permintaan itu hampir terpenuhi sebelum Jonggrang meminta warga desa menumbuk padi dan membuat api besar agar terbentuk suasana seperti pagi hari. Bondowoso yang baru dapat membuat 999 arca kemudian mengutuk Jonggrang menjadi arca yang ke-1000 karena merasa dicurangi.

Kamis, 22 Juli 2010

History of Haryana - Mahabharat War

Mahabharat, (or Mahabharata as it is known in English), is the longest poem in the world, made up of 220,000 lines divided into 18 sections. It was written in Sanskrit, the ancient sacred language of India and it tells the story of a great battle that occurred about 3000 years back. It was on the banks of river Saraswati that saint Ved Vyas wrote Mahabharat, approximately in 900 BC. Lord Krishna preached 'Bhagvad Gita', the gospel of duty, to Arjun at the on set of the great battle of Mahabharat. Since then, this profound philosophy of the supremacy of duty has became the foundation of Hinduism, Indian culture and thought. The Mahabharat knows Haryana as "Bahudhhanyaka" - The land of plentiful grains, and "Bahudhana" - The land of immense riches.

Dhritarashter and Pandu were born to Bhisham's brothers. Dhritarashter was born blind and though the elder, he had to forfeit his claim to the throne due to this physical defect. Pandu became king. Of the two brothers Dhritarashter married Gandhari, whereas Pandu, the younger had two wives, Kunti and Madri. Gandhari was so devoted to her husband that she bandaged her eyes, not to enjoy anything that she could not share with her royal husband, and thus remained voluntarily blind for life. She became the mother of the Kouravs, 100 in total, whereas Kunti got three sons and Madri two.

Dasavatara: Sepuluh Avatar Dewa Vishnu

Agama Hindu menyatakan bahawa adanya Dasa Avatar yang sangat terkenal di antara avatar-avatar lainnya. Dasa Avatar adalah sepuluh Avatar yang diyakini sebagai penjelmaan material Dewa Vishnu dalam misi menyelamatkan dunia. Dari sepuluh Avatar, sembilan diantaranya diyakini sudah pernah menyelamatkan dunia, sedangkan satu di antaranya, Avatar terakhir (Kalki Avatar), masih menunggu waktu yang tepat (konon pada akhir Kali Yuga) untuk turun ke dunia. Kisah-kisah Avatar tersebut terangkum dalam sebuah kitab yang disebut Purana.

Sepuluh Avatar itu adalah:

http://ms.wikipedia.org/wiki/Avatar

Senin, 19 Juli 2010

JEJAK Tantra di INDONESIA

Mungkin sebagian dari kita masih ada yang kurang paham: apa Tantrayana itu, agama atau sekte dari sebuah agama? Lalu, adakah hubungannya dengan Buddha atau Hindu? Tentu ada karena ternyata Tantrayana merupakan perkembangan dari agama Hindu-Siwa dan Buddha itu sendiri. Maka dari itu, mari kita telusuri sekilas sejarah kemunculan Tantrayana ini.
Perpaduan Hindu Siwaisme dengan Buddha Mahayana
Dasar-dasar paham Tantra sebenarnya telah ada di India sebelum bangsa Arya datang di India, jadi sebelum kitab Weda tercipta. Pada masa itu, di peradaban lembah Sungai Sindu, cikal-bakal paham Tantra telah terbentuk dalam praktik pemujaan oleh bangsa Dravida terhadap Dewi Ibu atau Dewi Kemakmuran. Dalam salah satu seloka lagu pujaan, Dewi ini dilukiskan sebagai penjelmaan kekuatan (sakti) penyokong alam semesta. Timbullah paham Saktiisme, atau disebut jugaKalaisme, Kalamukha, atau Kalikas (Kapalikas), yang dianut oleh penduduk asli India tersebut. Karena pengikut sekte ini kebanyakan penduduk asli India, maka oleh bangsa Arya disebut Sudra Kapalikas.

GANESHYA (GANAPATI)

Vinneka Tunggal Eka

Ganeshya pada mulanya tersirat di Reg-Veda sebagai seorang dewa minor dengan sebutan Vinayaka.Di masa itu dewa pengetahuan ini belum terwujud secara keseluruhan, namun lama kelamaan Hindhu (sanatana) Dharma berevolusi secara pesat dari berbagai system ritual vedik mengarah secara pasti dan positif ke suatu pemahaman akan Tuhan Yang Maha Esa dan Abadi,Yang serba Maha Alam segala-galanya. Oleh sebab itu maka wujud Ganeshya sebagai maha-dewapun lalu tampil sebagai manifestasi ilmu pengetahuan duniawi dan spiritual, sekaligus menggantikan posisi Hyang Brahman yang makin lama makin tidak popular, demi menunjang perjalanan hidup umat dharma pada zaman kali-yuga ini. Sebagai maha-dewa, Ganeshya kemudian disejajarkan dengan orang tuanya. Berbagai candi Shiva di India, Indonesia dan berbagai tempat lainnya memposisikan Ganeshya di bagian depan candi, kemudian Durga di tengah agak ke atas, dan candi Shiwa di belakang pada posisi tertinggi, namun dalam wujud Lingga-Yoni. Semua posisi ini menunjukan bahwa untuk mencapai penyatuan atau pemahaman Moksha diperlukan dasar pengetahuan (widya) yaitu Ganeshya dengan gadingnya yang retak (shasira-widhi berbagai ritual,hal-hal yang tidak abadi) dan juga dibutuhkan widya (jalan Ilahi yang benar dan hakiki),yaitu gading yang sempurna.

Namun tanpa Bunda Penuntun (yaitu Durga, Maya, semesta, kehidupan duniawi ini), maka seorang tidak akan mungkin mencapai penyatuan dengan Brahman Yang Maha Esa (Shiva itu sendiri),yang disimbolkan dalam bentuk Lingga-Yoni (positif-negatif,dari-Nya mengalir air kehidupan ini, diayomi dan kemudian kembali di daur-ulang demi mempersiapkan kehidupan berikutnya). Proses tersebut berlaku untuk semua yang eksis, baik itu setitik debu ataupun buana agung yang semesta ini. Namun untuk menghayati semua ajaran adiluhung ini diperlukan wahana penuntun atau medium antara manusia dan para dewa, antara manusia dengan alam semesta dan sekitarnya. Medium tersebut adalah ilmu pengetahuan dalam arti seluas-luasnya.